Jumat, 30 November 2012

Pengertian dari Peril, Hazard, dan Exposure

Peril adalah Peristiwa - peristiwa yang apabila terjadi dapat menimbulkan kerugian/loss.
Hazard adalah suatu keadaan atau kondisi yang dapat memperbesar kemungkinan terjadinya suatu perils Exposure adalah kerugian yang terjadi.
Jenis Hazard ada 4:
1. Physical Hazard adalah suatu kondisi yang bersumber pada karakteristik secara fisik dari suatu obyek yang dapat memperbesar terjadinya peril.
2. Moral Hazard adalah suatu yang bersumber dari mental seseorang atau suatu pandangan hidup seseorang serta kebiasaannya yang dapat memperbesar suatu peril.
3. Morale Hazard adalah walaupun pada dasarnya tidak ada satu orang pun yang mau menderita kerugian, namun ketika telah mendapat jaminan atas diri atau harta miliknya seringkali bertindak ceroboh, tidak berhati-hati dalam mengelola modal.
4. Legal Hazard adalah mengabaikan serta melanggar peraturan - peraturan yang melindungi debitur sendiri dari peril, sehingga dapat memperbesar peril.

Jenis-jenis Resiko, Tingkatan dan Cara Menanggulangi Resiko

1. Menurut sifatnya dibedakan dalam : 
a. Resiko murni, yaitu resiko yang terjadi pasti akan menimbulkan kerugian dan terjadinya tanpa disengaja. Misal: kebakaran, kebanjiran, bencana alam, pencurian dsb. 
b. Resiko speculatif, yaitu resiko yng sengaja ditimbulkan oleh yang bersangkutan agar memberikan keuntungan bagi pihak tertantu. Contoh: utang-piutang, perdagangan berjangka, pembelian saham dsb. 
c. Resiko fundamental, yaitu resiko yang penyebabnya tidak bisa dilimpahkan kepada seseorang dan menderita cukup banyak. Misal: banjir, gempa bumi, gunung meletus dsb. 
d. Resko Khusus, yaitu resiko yang bersumber pada peristiwa yang mandiri dan umumnya mudah diketahui penyebabnya, misal : kapal kandas, pesawat jatuh, dsb. 
e. Resiko dinamis, yaitu resiko yang timbul karen perkembangan dan kemajuan masyarakat dibidang ekonomi, ilmu pengetahuan,,teknologi, contoh: resiko penerbangan luar angkasa, nuklir dsb. 

2. Menurut dapat tidaknya resiko dialihkan kepada pihak lain(diasuransikan). 
a. Resiko yang dapat dialihkan pada pihak lain, dengan mempertanggungkan suatu obyek yang akan terkena resiko pada perusahaan asuransi. 
b. Resiko yang tidak dapat dialihkan pada pihak lain, misal barang-barang purbakala, barang bersejarah. 

3. Menurut sumber/penyebab timbulnya. 
a. Resiko intern, yaitu resiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri, contoh: keusakan aktiva karena kesalahan karyawan itu sendiri (kecelakaan kerja) 
b. Resiko ekstern, yaitu resiko yang berasal dari luar perusahaan itu, misal: pencurian, persaingan bisnis, fluktuasi harga dsb. Upaya penanggulangan/meminimumkan resiko berdasar pada sifat dan obyek yang terkena resiko. 
1. Dengan mengadakan pencegahan dan pengurangan kemungkinan terjadinya peristiwa yang menimbulkan kerugian. 
2. Melakukan retensi, yakni mentolerir terjadinya kerugian. 
3. Melakukan pengendalian terhadap resiko. 
4. Mengalihkan resiko kepada pihak lain (untuk harta kekayaan kepada asuransi KERUGIAN dan untuk kryawannya kepada asuransi JAMSOSTEK) 
Macam-macam resiko dalam berusaha dan upaya/cara menanggulangi/memperkecil resiko yang bersangkutan.
1. Resiko Teknis. Resiko ini terjadi akibat kekurangmampuan manajer/wirausaha dalam mengambil keputusan. Resiko yang sering terjadi adalah : 
a. Biaya produksi yang tinggi (inefisien), 
b. Pemakaian sumber-sumber daya yang tidak seimbang, misal terlalu banyak tenaga kerja. 
c. Sering terjadi pencurian, akibat pengawasan/penjagaan yang kurang baik. 
d. Sering terjadi kebakaran, target produksi tak tercapai, penempatan tenaga tidak tepat/tidak sesuai, perencanaan dan desain produk salah dsb. 

Upaya mengatasi/menanggulangi resiko teknis: 
1. Menajer/wirausaha harus menambah pengetahuan tentang: 
a. Ketrampilan teknis /technological skill, terutama yang berkaitan dengan proses produksi. Diupayakan dengan memakai metode yang dapat menurunkan biaya produksi, misal dengan teknologi tepat guna /modern. 
b. Ketrampilan mengorganisasi /organization skill , yaitu kemampuan meramu yang tepat dari faktor-faktor produksi dalam melakukan usahanya 
c. Ketrampilan memimpin/managerial skill, yaitu kemampuan untuk mencapai tujuan usaha dan dapat dikerjakan dengan baik dan serasi oleh semua orang yang ada pada organisasi tsb. Untuk ini setiap pimpinan dituntut membuat konsep kerja yang baik/conceptional skill. 
2. Membuat strategi usaha yang terarah untuk masa depan, yang meliputi strategi produksi, strategi keuangan, strategi sumber daya(SDA dan SDM), strategi operasional, strategi pemasaran, dan strategi penelitia dan pengembangan. Tujuan strategi ini ada tiga yaitu ; tetap memperoleh keuntungan, hari depan tetap lebih baik dari sekarang (usaha berkembang) dan tetap bertahan (survive). Upaya yang dilakukan adalah keandalan menganalisis dan memprognosa keadaan didalam dan diluar lingkup organisasi. 
3. Mengalihkan kerugian pada perusahaan asuransi, dengan konsekuensi setiap saat harus membayar premi asuransi yang akan menjadi pengeluaran biaya. 

2. Resiko Pasar Resiko ini terjadi akibat produk yang dihasilkan kurang laku atau tidak laku dipasar. Produk telah menjadi kuno (absolensense) yang diperoleh terus menurun dan terjadi kerugian. Akibatnya penerimaan/revenue yang diperoleh terus menurun dan terjadi kerugianterus. Hal ini akan menjadi bencana usaha yang berakibat usahanya sampai diterminal alias gulung tikar. 

Upaya yang dapat ditempuh pengusaha adalah sbb.: 
a. Mengadakan inovasi produk/product inovation, yaitu membuat desain baru dari produk yang disenangi calon pembeli. Dalam usaha pertanian, misal budidaya kelinci, lele dumbo,asparagus dsb. Relatif sulit untuk inovasi, tetapi hal ini akan dipermudah bila ada upaya kearah agro industri. 
b. Mengadakan penelitian pasar/market research untuk memperoleh informasi pasar secara berkisinambungan. 
Cara ini memerlukan dana yang cukup besar dan hanya layak untuk perusahaan besar, misal pabrik mobil, tekstil, perabot rumah tangga, dan hiburan. Sedang dalam bidang pertanian hal ini cukup berat dilakukan.
3. Resiko Kredit Adalah resiko yang ditanggung kreditor akibat debitor tidak mampu membayar pinjaman sesuai waktu yang telah disepakati. Sering terjadi produsen menaruh produknya lebih dulu dan dibayar kemudian. Atau debitor meminjam uang untuk usaha tetapi usahanya gagal, akibatnya timbul kredit macet Upaya untuk mengatasi hal tersebut (resiko kredit) diantarnya dengan cara sebagai berikut : 
1. Berikan kredit pada seseorang yang minimal memenuhi syarat sbb:
a. Dapat dipercaya,(character), yaitu watak dan reputasi yang telah diketahui 
b. Kemampuan untuk membayar (capcity), hal ini dapat dilihat dari kemampuan/hasil yang diperoleh dari usahanya (laba usaha). 
c. Kemampuan modal sendiri yang ditempatkan dalam usaha (capital) sehingga merupakan net personal assets. d. Keadaan usahanya selama ini (conditions) adalah menunjukan trend naik mendatar atau menurun. 2. Jangan memberikan pinjaman yang terlalu besar sambil mengevaluasi kredibilitas debitor. 
3. Memperhatikan pengelolaan dana debitor bila yang bersangkutan memiliki perusahaan. Dan yang perlu diperhatikan adalah lembaran neraca, laporan laba-rugi tahunan dan aliran Dana setiap tahunnya. 
4. Resiko Alam. Resiko ini terjadi diluar pengetahuan dan kemampuan manusia, misalnya gempa bumi,banjir,anginputing beliung, kemarau panjang dsb. Karena peristiwa ini kemungkinan sangat kecil resikonya dapat dianggap tidak ada, tetapi bila takut menghadapi resiko tersebut,ada perusahaan asuransi yang berani menanggung resiko tersebut 
Cara Mengatasi Resiko Usaha Berikut langkah-langkah yang perlu Anda perhatikan, untuk mengurangi resiko.
1. Sebelum memulai usaha, Sebaiknya Anda melakukan riset mengenai hambatan-hambatan yang dimungkinkan muncul ditengah perjalanan usaha. Dengan begitu Anda dapat menyiapkan strategi sedini mungkin, untuk mengantisipasi hambatan yang dimungkinkan ada. Misalnya saja resiko persaingan bisnis yang dimungkinkan semakin meningkat.
2. Pilihlah peluang bisnis sesuai dengan skill dan minat yang Anda miliki, Jangan sampai Anda memulai usaha hanya karena ikut-ikutan trend yang ada. Dengan memulai usaha sesuai dengan skill dan minat, setidaknya Anda memiliki bekal pengetahuan dan keahlian untuk mengurangi dan mengatasi segala resiko yang muncul di tengah perjalanan Anda. Hindari peluang usaha yang tidak Anda kuasai, ini dilakukan agar Anda tidak kesulitan dalam mengatasi segala resikonya. 
3. Carilah informasi mengenai kunci kesuksesan bisnis Anda. Hal tersebut bisa membantu Anda untuk menentukan langkah-langkah apa saja yang bisa membuat usaha Anda berkembang, dan langkah apa saja yang tidak perlu dilakukan untuk mengurangi munculnya resiko yang tidak diinginkan. 
4. Sesuaikan besar modal usaha yang Anda miliki dengan resiko usaha yang Anda ambil. Jangan terlalu memaksakan diri untuk mengambil peluang usaha yang beresiko besar, jika modal usaha yang Anda miliki juga masih terbatas. 
5. Kesuksesan bisnis bisa dibangun dengan adanya keteguhan hati yang didukung kreatifitas. Dengan keteguhan hati dalam mencapai kesuksesan serta kreatifitas untuk mengembangkan usaha dengan ide-ide baru. Maka segala resiko yang muncul bisa Anda atasi dengan baik. 
6. Cari informasi tentang prospek bisnis tersebut sebelum mengambil sebuah resiko. Saat ini banyak peluang usaha yang tiba-tiba booming, namun prospek bisnisnya tidak bisa bertahan lama. Hanya dalam hitungan bulan saja, bisnis tersebut surut seiring dengan bergantinya trend pasar. Sebaiknya Anda menghindari jenis peluang usaha seperti itu, karena resikonya cukup besar. 
7. Ketahui seberapa besar tingkat kebutuhan masyarakat akan produk Anda. Semakin besar tingkat kebutuhan konsumen akan sebuah produk, maka akan memperkecil resiko bisnis tersebut. Setidaknya resiko dalam memasarkan produk.

Sabtu, 03 November 2012

Resiko yang pernah terjadi (2)

Dalam hidup saya, saya sering melakukan sesuatu yang menimbulkan resiko baik resiko kecil maupun resiko besar saya pernah menghadapi resiko yang cukup besar, ketika teman saya berulangtahun dan seperti biasanya saya dan teman-teman saya janjian untuk mengadakan surprise kecil-kecilan untuk teman saya. ketika itu kita berencana untuk kerumah Jona (teman saya yang berulangtahun) jam 10 pagi dikarenakan saya harus praktikum jam setengah 12 di kampus kalimalang J1 dan saya sudah berencana sendiri kapan saya berangkat dari rumah, kapan saya berangkat ke kampus agar tidak telat. tetapi saat pelaksanaan, semuanya terjadi diluar rencana saya. kami kumpul jam setengah 11 lewat lalu membeli kue dan kita sampai dirumah Jona sekitar jam 11 lewat. pada saat itu saya panik karna sebentar lagi jam setengah 12 dimana praktikum dimulai. ketika kita sampai tepat didepan rumah Jona saya mendadak harus meninggalkan teman-teman saya dan harus menjemput Wulan teman saya untuk praktikum karna waktu yang sudah sangat sangat mepet. pada saat itu waktu menunjukkan pukul 11.10 dan sekitar 20 menit lagi praktikum dimulai sedangkan posisi saya masih di daerah bintara dan harus menjemput teman saya di pondok kelapa lalu pergi ke kampus. saya sudah sangat panik, wulan juga sudah menunggu saya dari tadi namun saking paniknya dijalan saya mengendarai motor dengan cukup kencang dan alhasil saya terpeleset jatuh ke aspal karna pada saat itu jalan nya cukup licin. saya pun kecelakaan. beruntung hanya luka-luka di tangan dan kaki serta celana saya robek karna terseret. karna tidak terlalu parah saya tetap menjemput wulan dan pergi ke kampus karna bagi saya lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. saya dan wulan sampai kampus jam 12.00 sudah telat 30 menit kamipun masuk ke lab dengan alasan kecelakaan. beruntung asisten lab memberikan saya izin karna melihat saya yang jalannya tertatih karna luka kecelakaan itu. dan saya pun mengikuti kegiatan praktikum. dari kejadian diatas, saya mendapatkan beberapa resiko karna perbuatan saya sendiri. pertama, saya terlalu panik dalam mengendarai motor sehingga resikonya saya kecelakaan. kedua, karna kecelakaan saya juga terlambat masuk praktikum

Resiko yang pernah terjadi (1)

Dalam hidup saya, saya sering melakukan sesuatu yang menimbulkan resiko baik resiko kecil maupun resiko besar dari hal yang kecil, saya sering begadang tiap malam. terkadang begadang karna mengerjakan tugas, tidak bisa tidur, nonton tv, chatting atau social media seperti twitter. alhasil paginya, resiko yang saya hadapi karena begadang adalah kesiangan dan terburu-buru dalam bersiap untuk kuliah. karna terburu-buru tidak jarang ada saja barang saya yang tertinggal dan harus segera kembali kerumah apabila barang itu penting. dan saya pun telat masuk kelas. di kelas pun saya sering mengantuk dan tidak konsentrasi dalam belajar.

RESIKO

Pengertian Resiko 
  Risiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi oleh karena kurang atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan.menurut Wideman, ketidak pastian yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (Opportunity), sedangkan ketidak pastian yang menimbulkan akibat yang merugikan dikenal dengan istilah risiko (Risk). Secara umum risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau perusahaan dimana terdapat kemungkinan yang merugikan. Bagaimana jika kemungkinan yang dihadapi dapat memberikan keuntungan yang sangat besar sedangkan kalaupun rugi hanya kecil sekali? Misalnya membeli loterei. Jika beruntung maka akan mendapat hadiah yang sangat besar tetapi jika tidak beruntung uang yang digunakan membeli loterei relatif kecil.Apakah ini juga tergolong Risiko? jawabannya adalah hal ini juga tergolong risiko. Selama mengalami kerugian walau sekecil apapun hal itu dianggap risiko.  
Kategori Resiko
Risiko dapat dikategorikan ke dalam dua bentuk : 1. risiko spekulatif, dan 2. risiko murni. Risiko spekulatif Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi perusahaan yang dapat memberikan keuntungan dan juga dapat memberikan kerugian. Risiko spekulatif kadang-kadang dikenal pula dengan istilah risiko bisnis(business risk). Seseorang yang menginvestasikan dananya disuatu tempat menghadapi dua kemungkinan. Kemungkinan pertama investasinya menguntungkan atau malah investasinya merugikan. Risiko yang dihadapi seperti ini adalah risiko spekulatif. Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi yang dapat memberikan keuntungan dan juga dapat menimbulkan kerugian. Risiko murni Risiko murni (pure risk) adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satu contoh adalah kebakaran, apabila perusahaan menderita kebakaran,maka perusahaan tersebut akan menderita kerugian. kemungkinan yang lain adalah tidak terjadi kebakaran. Dengan demikian, kebakaran hanya menimbulkan kerugian, bukan menimbulkan keuntungan, kecuali ada kesengajaan untuk membakar dengan maksud-maksud tertentu. Risiko murni adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satu cara menghindarkan risiko murni adalah dengan asuransi. Dengan demikian besarnya kerugian dapat diminimalkan. itu sebabnya risiko murni kadang dikenal dengan istilah risiko yang dapat diasuransikan ( insurable risk ). Perbedaan utama antara risiko spekulatif dengan risiko murni adalah kemungkinan untung ada atau tidak, untuk risiko spekulatif masih terdapat kemungkinan untung sedangkan untuk risiko murni tidak dapat kemungkinan untung.
  
Sejarah
Rekaman tertua terkait pengelolaan risiko dapat ditemukan pada Piagam Hammurabi (codex Hammurabi), yang dibuat pada tahun 2100 sebelum masehi. Piagam tersebut mencantumkan peraturan dimana pemilik kapal dapat meminjam uang untuk membeli kargo; namun bila dalam perjalanan kapalnya tenggelam atau hilang, ia tidak perlu mengembalikan uang pinjaman tersebut. Masa ini disebut sebagai zaman pertama manajemen risiko, di mana perusahaan hanya melihat risiko non-entrepreneurial (seperti misalnya keamanan). Tahun 1970-an dan 1980-an disebut sebagai zaman kedua manajemen risiko di mana perusahaan-perusahaan asuransi mulai berusaha mendorong pengusaha untuk benar-benar menjaga barang yang diasuransikan. Pada masa ini juga lahir konsep jaminan mutu (quality assurance) yang menjamin setiap produk memenuhi spesifikasi standarnya. Konsep ini dipopulerkan oleh British Standards Institution yang meluncurkan standar kualitas BS 5750 pada tahun 1979. Pada tahun 1993, James Lam diangkat menjadi Chief Risk Office, yang merupakan jabatan CRO pertama di dunia. Zaman ketiga manajemen risiko dimulai tahun 1995 dengan diterbitkannya AS/NZS 4360:1995 oleh Standards Australia of the World's Risk management Standard.

 Manajemen Resiko
Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu. Manajemen risiko tradisional terfokus pada risiko-risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum. Manajemen risiko keuangan, di sisi lain, terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan. Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan oleh lingkungan, teknologi, manusia, organisasi dan politik. Di sisi lain pelaksanaan manajemen risiko melibatkan segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya, bagi entitas manajemen risiko (manusia, staff, dan organisasi).
 Dalam perkembangannya Risiko-risiko yang dibahas dalam manajemen risiko dapat diklasifikasi menjadi
• Risiko Operasional
• Risiko Hazard
 • Risiko Finansial
• Risiko Strategik
Hal ini menimbulkan ide untuk menerapkan pelaksanaan Manajemen Risiko Terintegrasi Korporasi (Enterprise Risk Management). Manajemen Risiko dimulai dari proses identifikasi risiko, penilaian risiko, mitigasi,monitoring dan evaluasi.